Dibalik Mata Ku Yang Terpejam I Part 1





Pena ku menari diatas putihnya kertas,mengikuti setiap alur nada dalam dunia ku yang liar. Ku kenakan gaun bertahta emas dan ku kenakan sepatu bersol kapas,wajah ini pun tak luput ku hias dengan sempurna ku percantik dengan debu dan butiran pasir sebagai penghias kelopak mata ku. Bibir ku yang gersang ku torehkan warna hitam dalam pekatnya alam yang tak mampu ku jamah.

Lihat betapa elok raga ku !!
Liar dan anggun ...
aku terus bergumam dan berdecak kagum ketika ku pandangi diriku di depan cermin.
Tak perlu mewah . ..
Tak perlu berharga . ..
Tak perlu disanjung . ..
Dan tak perlu tampak memikat oleh siapa pun.
Aku tetaplah menjadi bagian dari dunia ku yang liar,tanpa sentuhan dari imajinasi mereka di altar kehidupan antaberanta mengembara mencari jati diri yang entah kemana. Aku terus berdansa mengikuti setiap alunan musik clasik yang ku dengar merdu namun pilu menceritakan kehidupan yang telah rusak oleh tangan-tangan pendosa yang sengaja ingin menciptakan Semesta Hampa dalam kebodohan..
Berdansa dan terus berdansa hingga aku mabuk oleh nada yang  ku anggap semu . aku tak mampu menyadarkan jiwaku yang seolah ingin terus menari. Coretan demi coretan tergores kasar diatas kertas melukis setiap gerakan yang ku lakukan.
Tak berarah dan liar !!!
Bagian Satu

          Tangan ku tak henti merajut dan menjahit helai demi helai benang hingga menjadi kain putih yang indah. Mataku tak akan pernah terpejam hingga kain itu menjadi sebuah gaun yang akan ku kenakan saat waktu yang kunanti tiba.
Tak perduli malam  . ..
Tak perduli matahari bangun dari peraduannya . ..
Tak perduli mereka memandang ku hina . ..
Tak perduli ku dicemooh mulut- mulut tak bermakna itu….
aku terus menjahit gaun yang ku inginkan dengan semangat ku yang seolah membakar keinginanku bagai binatang yang haus akan keinginannya.
Detail demi detail gaun yang ku buat ku jahit dengan perlahan. Aku tak ingin merusak gaun yang selama ini aku inginkan. Biar pun aku buta dengan segala keterbatasan yang aku miliki namun perasaku mampu meraba dengan sempurna.
Ku pilih benang benang dan jarum yang kudapat dari rambut dan tulang manusia yang teronggok bagai sampah diluar sana. Yang ku pungut berserakan dan tak terpakai,ku basuh dengan air mata ku hingga rambut dan tulang itu tak tercium aroma busuk yang mereka ciptakan semasa mereka hidup.
Aroma abadi yang tak akan pernah bisa diciptakan oleh siapapun kecuali tangan renta ini. Sesaat aku terhenti dengan aktiftas ku,aku melihat seekor tikus disudut lemari tua ku ia tampak lusuh dan beraroma busuk. Ia terus menatap ku seolah ia ingin memberikan hidupnya untuk gaun yang kurancang.
Nafasnya terbata, kulihat ia tersudut . ..
Tikus itu memohon pada ku,aku bingung apa yang harus aku lakukan. Membunuhnya ?? atau membiarkannya mati dengan sendirinya ?? baru setelah itu aku ambil hidupnya untuk menghiasi gaun yang ku buat.
Namun apa seekor tikus itu mampu membuat gaun ku indah ?.
Aku ragu dengan apa yang ku saksikan,aku tampak bodoh kala itu dan timbul keraguan dalam hati yang amat besar. Dan aku pun tak mampu mengelak dengan apa yang kurasakan.
Imajinasi ku semakin menjadi dan liar.
Dan tanpa perasaan ragu ku tebas leher tikus kotor itu dengan pisau yang sedari tadi ku genggam dalam hati. Seketika itu juga tubuh mungilnya terhempas ke dinding dan kepalanya terpisah jauh dari tubuhnya. Darahnya berserakan bagai sampah dan baunya sungguh menyengat dan terpancar aroma sebuah pengharapan besar.
Ku pungut tubuh dan kepala tikus itu lalu ku letakkan darah murni itu dalam sebuah cawan dan akan ku gunakan sebagai pelengkap hiasan gaun kematian ku.
Bau anyir itu menyerbak hingga menusuk ujung penciuman ku, baunya pekat dan sangat lengket. Cawan berisi darah itu seolah bergerak saat ku sentuh dan darah itu seolah ingin tumpah memenuhi gaun ku.
Aku tak dapat mengendalikan imajinasi ku yang semakin menggila.
Ohh Tuhan apa ini ??
Aku dibuatnya tak sadar dengan apa yang ku lakukan. Dan aku hanya bisa terus menari dan mengikuti setiap melodi mistis yang seolah mengjak ku untuk menari dan menari menghasilkan sebuah mahakarya yang entah akan tercipta seperti apa nantinya.
Mataku kosong tanpa arah, nafasku tersengal dan jantung ku berdegub kencang. Bangkai tikus dan darah anyir itu tanpa ku sadari telah menghiasi gaun ku dan tangan ku pun tak mampu ku hentikan geraknya,terus saja aku menyulam,menjahit dan menaburkan apa saja yang ada di dekat ku termasuk beban yang selama ini ku rasakan ku sematkan  pada gaun itu
Sekejab tampak di kedua bola mataku gaun itu hampir sempurna seperti apa yang ku bayangkan selama ini. Walaupun orang-orang diluar sana akan mencemooh ku karena kegilaan ku tapi aku tak perduli karna ini gaun impian ku dan ini adalah gaun yang ingin ku kenakan saat pesta itu tiba nantinya.
Aku bergumam kecil dalam hati “ tinggal sedikit lagi gaun ini akan sempurna “
Ku perhatikan setiap detailnya dan ku elus bagian dasar kainnya. Lembut dan tampak indah di mataku. Ku cari bagian mana yang harus diperbaiki dan harus lu tambahkan pada gaun ku kelak.
Dan imajinasi liar ku pun menemukan ide dimana aku akan menambahkan sesuatu yang sangat besar dan indah untuk menyelasaikan rancangan gaun ku. Yaa sesuatu itu dapat ku temukan pada diriku sendiri.
Tapi apa itu sebenarnya ??
Aku terdiam sesaat sambil ku pandangi gaun itu yang telah penuh hiasan dan detai sederhana tapi tak mampu dipahami oleh banyak orang.
“Aaaaaarrrrrhhhhhhhhhhhhhh”, apa yang harus ku tambahkan?sesuatu yang dapat ku tambahkan dari diriku sendiri,ku banting benang dan jarum yang ada ditangan ku,lalu aku berlalu keluar dari bilikku yang usang dan kotor.




                                                                                                           Bersambung ............................
                                                      

Comments

Popular posts from this blog

Dreams

When You Love Someone

Hai, How Are You ??